Bagaimana Proses Pengolahan Sarang Semut?
Pada
Artikel ini saya akan menjelaskan bagaimana proses mendapatkan Herbal kering
yang berkwalitas.
sarang semut asli kalimantan @90 ribu /100 gr |
Pengolahan Simplisia (Herbal Kering)
Biasanya Herbal
atau tanaman obat untuk pengobatan yang paling sering digunakan adalah berbentuk
segar dan kering. Pemakaian bahan tanaman obat dalam bentuk segar mempunyai
beberapa kelemahan, diantaranya tidak tahan lama dalam penyimpanan, harus
selalu mencari atau tersedia baru jika akan menggunakan, dan rentan sekali
untuk ditumbuhi jamur serta kapang.
Herbal dalam bentuk kering
dikenal sebagai simplisia. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan – bahan obat alam yang
masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.
Departemen Kesehatan RI membuatkan suatu batasan tentang simplisia sebagai
berikut. Simplisia adalah suatu bahan alami yang ternyata digunakan untuk obat
dan belum mengalami perubahan proses apapun dan kecuali dinyatakan lain umumnya
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia secara umum ada tiga macam,
yaitu simplisiautama simplisia nabati berasal dari bagian atau seluruh bagian
tumbuhan, simplisia hewani berasar dari bagian atau seluruh serta bahan yang
dihasilkan dari hewan, dan simplisia mineral seperti belerang.
Bagaimana Cara Mendapatkan Herbal
Kering yang berkualitas? Untuk mendapatkan simplisia yang berkualitas terutama simplisia dari
ada beberapa tahapan pembuatan yang harus diperhatikan.berikut adalah step by
step pembuatannya :
1. Proses Pengumpulan Bahan Baku
Pengumpulan
bahan baku atau penen harus memperhatikan beberapa hal, yaitu umur tanaman,
bagian tanaman sesuai denga tujuan pemakaian, dan waktu panen/musim. Tujuannya
dalah agar bahan yang kita kumpulkan benar-benar berkualitas, dalam arti
kandungan senyawa aktifnya dalam kadar yang optimal pada saat panen.
Untuk
sarang semut yang umumnya digunakan dalam pengobatan ada tiga jenis, yaitu
Hydnophythum formicarum, Myrmecomedia pendans, dan Myrmecomedia tuberose.
Dipanen bagian umbinya yang menggelembung, pada usia yang cukup tua, umumnya
berat sudah mencapai 2-3 kg. Pada kondisi ini diharapkan kandungan senyawa
aktifnya sudah cukup optimal, semakin tua semankin besar umbi sarang semut.
2. Proses Sortasi Basah
Sortasi
basah dilakukan pada bahan segar dengancara memisahkan kotoran dan atua bahan
asing lainnya yang terikut saat pengumpulan. Dilakukan pula pemilahan bahan
berdasarkan ukuran panjang, lebar, besar maupuan kecil. Sortasi basah berfungsi
untuk mengurangi cemaran mikroba, serta memperoleh simplisia dengan jenis dan
ukuran seperti yang dikehendaki. Sortasi basah diterapkan pada bagian tanaman
daun, rimpang, kulit batang, dan sebagainya. Proses sortasi juga haruslah
dilakukan secara diteliti dan cermat, Untuk sarang semut tentunya dipilih umbi
yang cukup bagus, misalkan saja tidak ada penyakit atau jamurnya dan tentu
tidak busuk, serta usia cukup dewasa.
3. Proses Pencucian
Pencucian
berfungi untuk menurunkan jumlah mikroba yang menyebabkan pembusukan dan
membuat penampilan fisik simplisia lebih menarik lebih bersih. Digunakan air
yang mengalir deras untuk mencuci dan sumber air yang memenuhi syarat
kesehatan.
4. Proses Perajangan
Beberapa
jenis bahan baku simplisia seringkali harus diubah bentuk lain, misalnya
irisan, potongan, dan serutan untuk memudahkan kegiatan pengeringan,
pengemasan, penggilingan, dan penyimpanan serta pengolahan selanjutnya.
Untuk
sarang semut dapat dilakukan dengan cara umbi segar semut disortasi dan
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah dibersihkan, dilakuakn pengupasan
kulit umbi tersebut, kemudian dipotong dengan ukuran-ukuran tertentu, sehingga
akhirnya didapatkan potongan-potongan kecil dari umbi sarang semut, umunya
bentuk lempengan.
5. Proses Pengeringan
Pengeringan
bertujuan mengurangi kadar air dengan demikina dapat dicegah terjadinya reaksi
enzimatik atau pertumbuhan/perkembangan bakteri dan cendawan. Pengeringan
bagian-bagian tanaman atau tanamannya sendiri yang telah dipanen dan
dibersihkan dapat dilakuakn secara langsung di bawah sinar matahari, atau
diangin-angikan di tempat yang teduh ataupun dipanaskan pada suhu tertentu
dalam ruangan pengeringan/oven.
Dalam hal
pengeringan yang penting diperhatikan, yaitu pengawasan atas temperatur
pengeringan dan pengaturan aliran udara dengan baik. Pengeringan dengan oven
untuk simplisia suhu yang digunakan antar 30-60 derajat celcius. Proses
pengeringan bertujuan untuk menekan volume dan berat bahan, serta memperpanjang
daya simpannya, sehingga memudahkan penanganan dan proses selanjutnya.
Untuk
sarang semut potongan-potongan kecil tersebut kemudian dikeringkan dengan
menggunakan bantuan sinar matahari selama ± 3-5 hari. Setelah dikeringkan
dengan bantuan sinar matahari, umbi tersebut juga dikeringkan kembali dengan
menggunakan oven pada suhu ± 60°C. Setelah proses penegringan masih dilanjutkan
dengan tindakan radiasi dengan sinar gamma untuk mematikan sisa kuman/bakteri,
sehingga benar-benar mendapatkan hasil yang steril.
Karena
alasan itulah masyarakat tidak dianjurkan mengonsumsi sarang semut yang hanya
diproses dengan penegringan melalui panas sinar matahari. Sebab, suhu pemanasan
tidaklah stabil dengan benar, sehingga rentan munculnya cendawan dan bakteri.
Apalagi jika kulit terluar Myrmecomedia pendans yang berduri tidak dikupas,
tapi langsung saja diiris-iris dan dijemur. Kulit sarang semut sebagaimana
hasil penelitian Ahkam Subroto dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI mengandung
zat-zat berbahaya yang terbentuk dari reaksi udara dan alam. Konsumsi kulit
terluar saja menimbulkan efek negatif, bahkan bisa mengakibatkan hal yang fatal
seperti keracunan.
6. Proses Sortasi Kering
Sortasi
kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor lain yang
masih ada setelah proses pengeringan. Kegiatan soratsi kering dilakukan untuk
lebih menjamin simplisia benar-benar bebas dari bahan asing.
7. Proses Penggilingan
Setelah
proses pengeringan dilakukan penggilingan atau penyerbukan. Memang tidak semua
jenis simplisia perlu digiling atau dibuat serbuk. Penggilingan dapat dilakukan
dengan blender jika dalam jumlah kecil dan menggunakan mesin penggiling untuk
skala besar. Untuk menyamakan ukuran partikel dapat disempurnakan dengan
pengayakan ukuran tertentu.
Untuk
sarang semut sebaiknya dibuat serbuk dibandingkan dengan mengkonsumsi
bentuk lempengan. Sarang semut dalam bentuk lempengan mempunyai kelemahan
karena kadar zat aktif dari air liur semut yang menempel di setiap lempengan
tidak merata. Mengkonsumsi lempengan tanaman epifit sarang semut tidak mewakili
dosis yang tepat.
8. Proses Pengemasan dan Penyimpanan
Kegiatan
ini bertujuan untuk melindungi (proteksi) simplisia pada saat pengangkutan,
distribusi, dan penyimpanan dari gangguan luar seperti suhu, kelembapan, sinar,
pencemaran mikroba, serta serangan berbagai jenis serangga. Kegiatan
penyimpanan merupakan upaya untuk mempertahankan kualitas simplisia, baik fisik
maupun jenis dan kadar senyawa kimianya, sehingga tetap memenuhi persyaratan.
Untuk mengemas dan menyimpan sarang semut, pastikan bahwa simplisia sudah
benar-benar kering, pasalnya bisa saja sarang semut yang tidak kering baik
(lembab) akan mudah ditumbuhi jamur.
proses pengeringan www.sarangsemut.net |
Jika Ingin membeli sarang semut yang higienis dan
dikeringkan secara sempurna oleh oven pengering, jangan ragu lagi, langsung saja pesan sarang semut
dengan kualitas terbaik ditempat kami www.sarangsemut.net
.
UNTUK PEMESANAN SILAHKAN HUBUNGI
BPK. MUHAMMAD LUTHFI HADY
HP. 087815353232 Pin BB : 759cb2c2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar